Fenomena Budaya Indonesia
Pada 2 Oktober 2009 yang lalu United Nations Educational,
Scientific, and Cultural Organization atau UNESCO mengumumkan batik Indonesia
sebagai warisan budaya dunia tak benda (intangible cultural heritage/ICH).Batik Indonesia termasuk yang didaftarkan untuk mendapat status ICH melalui kantor UNESCO di Jakarta oleh kantor Menko Kesejahteraan Rakyat mewakili pemerintah dan komunitas batik Indonesia, pada 4 September 2008.
Bila permintaan Indonesia diterima dan kemungkinan besar akan diterima, batik menjadi warisan ketiga Indonesia yang terdaftar dalam Intangible Heritage of Humanity UNESCO, setelah wayang dan keris.
Batik sebagai teknik merintang warna bukan khas Indonesia. Maestro batik Iwan Tirta dalam bukunya, Batik, A Play of Light and Shades (Gaya Favorit Press, 1996), menyebutkan, batik boleh jadi berkembang bersamaan di beberapa tempat di dunia. Batik di Jawa menjadi sangat halus karena coraknya berkembang luas, metode pewarnaan sangat maju, dan ada penyempurnaan teknik. Canting yang memungkinkan pembuatan motif, misalnya, sangat halus berkembang di Jawa. Termasuk teknik pewarnaannya.
Cikal bakal batik bentuknya lebih sederhana. Kain simbut dari Banten adalah salah satu batik paling awal, menggunakan bubur nasi sebagai perintang warna (Iwan Tirta, Batik, A Play of Light and Shades). Kain ma'a dari Toraja di Sulawesi Tengah juga memakai bubur nasi. Karena Toraja terisolasi di pegunungan, para ahli menduga kemungkinan besar batik itu asli dari sana, tidak dipengaruhi India. Hal ini memunculkan teori boleh jadi Indonesia juga melahirkan batik pertama
Namun, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan batik di Indonesia,
batik pun sudah banyak ragam dan variasi nya. Salah satunya adalah dengan memadukan
budaya Indonesia dan lamabang besar sebuah klub sepakbola luar negri. Inilah
perpaduan yang sangat mungkin bisa mempopulerkan batik di seluruh negara
belahan dunia. berikut adalha contoh batik modern.

Komentar
Posting Komentar